menurut anda bagaimana tentang blog ini ?

Senin, 30 April 2012

tari caci


Sejarah Tari                                                                        
Diceritakan, pada jaman dahulu hiduplah seorang kakak bersama adiknya di sebuah kawasan di Manggarai. Keduanya merupakan anak yatim piatu, namun mereka memiliki satu ekor kerbau (ka'ba). Suatu ketika, kakak dan adik ini berjalan-jalan di hutan sambil mengembalakan kerbau. Dan saat jalan-jalan itu, sang adik tanpa sengaja terperosok ke dalam sebuah lubang. Sang adik pun langsung berteriak minta tolong pada sang kakak, dan saat yang bersamaan sang kakak pun langsung berusaha menolong sang adik.
Cara yang dilakukan adalah mencari tali untuk membantu mengeluarkan sang adik dari dalam lubang. Upaya itu tidak berhasil karena sang adik selalu gagal dikeluarkan dari dalam lubang karena tali tidak bisa dijangkau oleh sang adik. Saat berusaha menolong sang adik, sang kakak mengatakan asa nana? (sudah?) dan sang adik menjawab toe di (belum).
Karena kecintaan yang begitu besar pada sang adik, sang kakak kemudian rela menyembeli kerbau satu- satunya milik mereka. Ekor kerbau kemudian dijadikan tali untuk mengeluarkan sang adik. Upaya ini berhasil mengeluarkan sang adik dari lubang.
Karena rasa bahagia itu, kedua kakak beradik ini kemudian momotong kerbau. Daging kerbau dimakan, sementara kulit kerbau ini dijadikan perisai. Sebagai rasa suka cita, kedua kakak beradik ini saling adu ketangkasan memukul dengan tali dari kulit kerbau.

8
Kulit kerbau tersebut digunakan untuk alas dada (bik/semacam body protector) dan perisai (giliq), tali (larik) yang kemudian digunakan sebagai cambuk serta pelindung kepala (pangga).
Setelah kakak dan adik membuat dan memasang berbagai properti tersebut ke tubuh mereka, keduanya bertarung dengan senang. Selanjutnya tradisi ini diberi nama Caci.
 Nama Caci tersebut berasal dari dua kata yaitu ”Ca” yang berarti satu dan ”Ci” artinya uji. Jadi, Caci bermakna ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan salah. Tidak semua orang Manggarai layak menjadi peserta Caci. Selain harus pria, persyaratan lain adalah harus mahir memukul lawan, terampil menangkis serangan, luwes menari, merdu menyanyikan lagu daerah, dan berbadan atletis. Dalam budaya Manggarai, tarian caci membawa simbol pertobatan manusia dalam hidup.
Tetapi ada juga yang mengatakan sejarah tari Caci adalah PARA PETARUNG. Mempersiapkan diri, memasang atribut 'perang' sebelum 'berangkat ke medan laga' Sebagian atribut kostum pada pinggang dan kepala Atribut atau peralatan 'perang' terdapat perisai dan 'senjata' Resiko dari sebuah perjuangan, pertarungan.
Kegagahannya terletak di sini. Di-laga-kan di depan Rumah Adat, antara Mbaru Gendang dan Compang Diringi musik dari Gong dan Gendang, sebagian besar pemusiknya adalah kaum hawa Sekelompok orang memainkan DANDING, mereka bukan sembarang kelompok tetapi mereka adalah paduan penyemangat yang melejitkan syair-syair heroik. Penonton yang menyaksikan Tarian Caci pun
9
kadang larut dalam tarian, tidak hanya penonton lokal, wisatawan asing pun 'berjingkrak' Belajar Mewarisi Tradisi. Di luar arena, sekelompok bocah memeragakan Caci. Mereka tidak sedang mewarisi kekerasan, tetapi menanamkan tradisi dalam ingatan mereka.
Tarian Caci awal mulanya dimainkan oleh para pejuang perang untuk merayakan dan mengenang perang. Dewasa ini tarian Caci bagi orang Manggarai dipentaskan untuk memeriahkan acara-acara khusus baik yang bersifat adat maupun tidak, seperti syukuran hasil panen, pentahbisan imam, atau penerimaan tamu adat maupun kenegaraan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar